Kamis, 12 April 2012

Kehidupan Pernah Ada di Planet Super Ini?

Ilmuwan menduga, planet ini pernah memasuki Goldilocks Zone atau Zona Habitat.

GJ 1214b, planet yang memiliki atmosfir serupa Bumi (nasa.gov)

VIVAnews - Uap air dalam jumlah besar terdeteksi dari sebuah planet super-Earth berjarak 40 tahun cahaya. Planet bernama GJ1214b itu diduga pernah ditutupi air. Pernah ada kehidupan di planet ini?

Ilmuwan menduga, planet ini pernah masuk dalam kategori Goldilocks Zone atau Zona Habitat. Tapi, planet ini kemudian bergerak terlalu dekat dengan bintang dalam tata suryanya sehingga air pun menguap.

Artinya pula, bisa jadi ada kehidupan asing alias alien di planet ini, jutaan tahun lalu.

Para astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA) Amerika menggunakan Teleskop Hubble untuk menyelidiki planet yang ditemukan tahun 2009 ini. Hasilnya, terbukti planet ini mengandung air dan dilapisi atmosfer beruap.

"GJ1214b tidak seperti planet yang kita kenal selama ini," kata astronom Zachory Berta. Menurut dia, beberapa bagian besar dari massa planet ini terdiri dari air.

Para teoritis menduga GJ1214b terbentuk saat jauh dari bintang di mana planet mengandung es yang banyak. Lalu, planet ini 'bermigrasi'. Dalam proses perpindahan ini, planet diduga pernah masuk dalam zona habitat. Untuk berapa lama planet ini berada di zona pas untuk habitat dan makhluk hidup, para astronom tak bisa menjawab.

Dua tahun lalu, CfA menemukan planet GJ1214b yang berukuran 2,7 kali bumi. Dia mengorbit pada bintang kerdil berwarna merah bernama Ophiuchus setiap 38 jam sekali pada jarak 1,3 juta kilometer (km)--70 kali jarak Bumi dengan Matahari. Suhu di Planet ini diperkirakan mencapai 232 derajat Celcius.

Astronom Heather Couper menilai temuan ini penting dalam mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. "Ada bukti bahwa ada air di sana. Ini menunjukkan air bisa jadi material umum di alam semesta," kata dia seperti dikutip dari Dailymail.(umi)

Rabu, 11 April 2012

Asteroid 2012 DA14 Akan Tabrak Bumi di 2013?

Jika asteroid seukuran itu sampai menabrak Bumi, ia akan memicu ledakan setara bom nuklir.


Asteroid (nasa.gov)

VIVAnews -- Asteroid sepanjang 150 kaki atau 45,7 meter akan berada dalam jarak relatif sangat dekat dengan Bumi. Saking dekatnya, batu angkasa yang diberi nama 2012 DA14 akan melayang di bawah satelit buatan manusia yang mengorbit di sekitar planet kita.

Menurut laporan dampak risiko Badan Antariksa Ameriksa Serikat (NASA) mengatakan, kemungkinan asteroid itu manghantam Bumi sangat rendah, namun pada 15 Februari 2013, jaraknya hanya sekitar 17.000 mil atau 27.358,8 kilometer, lebih dekat dari satelit geostasioner yang diluncurkan manusia ke luar angkasa.

Jika asteroid seukuran itu sampai menabrak Bumi, ia akan memicu ledakan setara bom nuklir.

Dua astronom dari Observatorio AstronĂ³mico de La Sagra, Spanyol menemukan 2012 DA14 pada akhir Februari 2012.

Hasil kalkulasi yang didapatkan, orbit batu angkasa itu sangat mirip dengan Bumi. Beberapa laporan berspekulasi, bahwa kemungkinan tubrukan pada 15 Februari tahun depan besar. Namun, astronom Phil Plait, pemilik blog Bad Astronomy, mengesampingkan dampak itu.

"Asteroid 2012 DA14 hampir pasti tak akan menabrak Bumi Februari tahun depan. Kemungkinannya sangat rendah, nyaris nol. Dengan tak mengesampingkan dampaknya di masa depan, untuk saat ini, kita masih aman," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Senin 5 Maret 2012.

Terkait jaraknya yang bahkan lebih dekat dari satelit buatan manusia, Plait mengatakan, tak ada yang perlu dikhawatirkan. "Tujuh belas ribu mil jauh di bawah banyak satelit kita yang mengorbit Bumi. Sejauh yang saya ketahui, ini adalah asteroid seukuran itu yang terdekat selama ini. Bagaimanapun, ia tak akan menabrak Bumi. Secara astronomi, 17.000 mil adalah jarak yang dekat, tetapi dalam istilah manusia, tak akan ada ancaman."

Setelah 2013, Asteroid 2012 DA14 akan kembali mendekati Bumi pada tahun 2020. Namun, menurut Plait, peluangnya untuk membahayakan umat manusia lebih rendah dari peluang seseorang tersambar petir dalam hidupnya. Yakni 1: 100.000.

Ancaman 2040

Sementara Asteroid 2012 DA14 sangat jarang disinggung keberadaannya, para astronom kini disibukkan mengantisipasi ancaman yang mungkin disebabkan sebuah batu angkasa 28 tahun mendatang. Tepatnya 5 Februari 2040.

Astronom dunia, dari Badan Antariksa Eropa (ESO) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini sedang memusatkan perhatian pada pergerakan sebuah asteroid yang besarnya sedikit lebih panjang dari lapangan bola. Namanya, Asteroid 2011 AG5. Kemungkinannya menabrak Bumi adalah 1:642, peluang terbesar yang pernah ada.

Meski ukurannya tak sebesar batu angkasa yang memusnahkan spesies Dinosaurus 65 juta tahun lalu, para ilmuwan tak menganggap remeh asteroid ini. NASA telah menempatkannya dalam obyek benda dekat Bumi yang harus diawasi. Asteroid ini bahkan jadi agenda pembicaraan penting dalam pertemuan Komite Sains PBB atau United Nations Scientific and Technical Subcomittee awal bulan ini di Wina.

Sebab, jika asteroid itu lolos dan menabrak sebuah kota, niscaya jutaan nyawa akan melayang.

Badai Matahari Ancam Gangguan Komunikasi

Badai matahari tersebut diperkirakan akan menuju ke bumi pada hari ini atau besok.


Badai Matahari (BBC)

VIVAnews - Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan badai matahari yang terjadi hanya akan berdampak pada operasional satelit dan jaringan radio. Badai matahari, menurut Thomas, tidak akan sampai ke permukaan bumi.

Badai matahari tersebut diperkirakan akan menuju ke bumi pada hari ini atau besok.

"Tapi tidak akan sampai jatuh ke sini. Karena bumi dilindungi oleh medan magnet bumi, jadi tak perlu khawatir. Kita juga dilindungi oleh ionosfer," ujar Djamaluddin kepada VIVAnews, Selasa, 6 Maret 2012.

Badai tersebut, lanjutnya, secara umum hanya akan berdampak pada operasional satelit dan radio, dan tidak akan berdampak pada radiasi pada wilayah bumi. "Tapi operator satelit sudah mengantisipasi, mereka sudah punya prosedur," tambahnya.

Jika operasional satelit tidak terdampak oleh badai tersebut, jaringan komunikasi dan radio akan berjalan normal.

Ia menambahkan bahwa kapan pastinya badai tersebut sampai ke atmosfer bumi belum dapat dipastikan. Pihaknya saat ini terus memantau perkembangan kecepatan matahari.

Thomas Djamaluddin menggambarkan badai matahari merupakan akibat dari ledakan di permukaan matahari yang menimbulkan lontaran pada korona matahari

VIDEO: NASA Merekam Badai Matahari Terbesar

Ini belum akhir. Aktivitas Matahari baru akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2013.


Efek badai Matahari mencapai Bumi pada Rabu 8 Maret 2012 (BBC)

VIVAnews - Dua lidah api besar terlontar dari Matahari, Selasa 6 Maret 2012. Memicu badai yang diperkirakan mencapai Bumi pada Kamis 8 Maret 2012. Yang terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menggunakan data dari perangkat Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) dan Solar Heliospheric Observatory (SOHO) merekam data lontaran massa dari korona matahari atau Coronal Mass Ejection (CME).

Berdasarkan data NASA, kecepatan lontaran pertama lebih dari 1.300 mil per detik. Sedangkan lontaran kedua lebih dari 1.100 mil per detik.

Model NASA memperkirakan, lontaran massa akan berdampak pada Bumi dan Mars, juga sejumlah pesawat luar angkasa milik NASA: Messenger, Spitzer, and STEREO-B. Lontaran pertama akan sampai ke Bumi pada pukul 01.25 EST atau pukul 13.25 Waktu Indonesia Barat.

Akibat dari aktivitas tersebut, bisa mengakibatkan badai geomagnetis parah, menimbulkan aurora di daerah lintang rendah, kemungkinan gangguan frekuensi radio komunikasi, sistem GPS, dan jaringan listrik.

Erupsi Matahari 6 Maret mengeluarkan lidah api terbesar, masuk kategori X5,4. Jilatan api sebelumnya, dengan kategori X6,9 terjadi pada 9 Agustus 2011. Apa yang terjadi saat ini merupakan bagian normal dari siklus Matahari 11 tahunan. Aktivitas Sang Surya baru akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2013. Lihat rekaman badai Matahari NASA di tautan ini.

Terkait aktivitas saat ini, Matahari diperkirakan juga akan melontarkan massa korona yang signifikan, lebh cepat dari 600 mil per detik, yang mungkin akan sampai ke Bumi pada beberapa harui mendatang.

Sebelumnya, peneliti cuaca National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Joseph Kunches, badai itu terlihat seperti aurora matahari yang kuat. "Aurora mungkin menjadi sesuatu yang menarik yang bisa kita lihat saat terjadi ledakan di matahari," kata Kunches seperti dikutip Space.com, Rabu kemarin. (sumber: NASA)

Dahsyatnya Badai Matahari

Puncak badai matahari kali ini diperkirakan terjadi akhir 2013 hingga 2014.


VIVAnews - Badai matahari yang menghantam Bumi Kamis kemarin merupakan badai terkuat dalam lima tahun terakhir. Badai ini mempercepat pengiriman partikel bermuatan panas hingga 600 mil per detik.

Lidah api yang disebut 'X class' merupakan lidah paling kuat membombardir bumi dengan medan magnetik. Kekhawatiran sempat mencuat bahwa badai matahari ini akan mengganggu jaringan listrik, navigasi satelit, dan rute pesawat. Namun, sejauh ini tidak ada insiden besar yang dilaporkan seperti dikutip dari Dailymail.

Badai matahari Maret 2012

Badai matahari merupakan siklus 11 tahunan dan memiliki kekuatan 10 kali lipat dibanding 'angin matahari' biasa. Badai ini diperkirakan berakhir Jumat pagi 9 Maret 2012 dengan beberapa sisa lemparan partikel bermuatan ke arah bumi.

Badai matahari mencapai puncaknya di Amerika Utara dengan penampakan aurora atau Cahaya Utara. "Aurora ini mungkin jadi semacam obat saat kita mendapat 'serangan' dari letusan matahari," tambah Kunches.

Badai matahari Maret 2012

Menurut fisikawan surya dari Nasa, Alex Young, badai matahari ini memberi manusia sedikit sentakan. Meski begitu, bumi harus bersiap untuk puncak aktivitas matahari ini, akhir 2013 hingga 2014.

Ada tiga cara bagaimana badai matahari dapat menggangggu teknologi buatan manusia, melalui medan magnetik, radio, emisi radiasi.

Badai matahari Maret 2012

Menurut Joe Kunches, ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration, semua perusahaan listrik di dunia sudah diberitahu soal kemungkinan pemadaman daya.

Beberapa maskapai penerbangan memperhatikan betul badai matahari ini. Seperti dikatakan juru bicara Delta Airlines kepada Fox News. "Kami menerbangkan tujuh rute alternatif."

Badai matahari Maret 2012
Sementara American Airlines juga berhati-hati serta memantau betul badai matahari tersebut. Tapi, mereka tidak mengubah rute penerbangan

Selasa, 10 April 2012

Tempat Terdingin dan Misterius di Antariksa

Ilmuwan menduga, di awan molekul inilah bintang-bintang baru lahir.


Awan molekul gelap, Barnard 68 (Dailymail)

VIVAnews - Di langit yang ditaburi bintang-bintang, terlihat sebuah penampakan hitam yang mirip diduga lubang hitam atau black hole. Ternyata, penampakan ini merupakan awan materi atau para ahli astronomi menyebutnya sebagai awan molekul gelap.

Awan ini mampu memblok semua cahaya yang melewatinya. Dikutip dari laman Dailymail, interior awan molekul ini merupakan tempat paling dingin dan terisolasi di alam semesta.

Pemandangan aneh ini terbentuk karena konsentrasi tinggi dari debu dan gas molekul menyerap semua cahaya yang dipancarkan bintang di belakangnya.

Ahli berhasil mengabadikan salah satu awan molekul gelap bernama Barnard 68, salah satu awan penting. Menurut para astronom, Barnard 68 relatif dekat bumi karena tak ada bintang yang tampak.

Tapi, kemungkinan jaraknya bisa mencapai 500 tahun cahaya. Belum diketahui bagaimana awan molekul seperti Barnard terbentuk. Tapi, ilmuwan menduga awan ini tempat lahirnya bintang-bintang baru.

NASA: Asteroid Ancam Tabrak Bumi pada 2040

Jika itu terjadi, memang tak sampai kiamat, tapi jutaan orang dikhawatirkan tewas.


Ilustrasi asteroid berukuran raksasa menghantam permukaan Bumi. (starryskies.com)

VIVAnews - Belum lagi pasti, apakah Bumi akan selamat dari asteroid Apophis, yang menurut para ilmuwan Rusia bakal menabrak Bumi pada 13 April 2036, ancaman baru muncul.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengidentifikasi sebuah batu angkasa yang memiliki peluang untuk menyenggol Bumi. Besarnya 460 kaki atau 140 meter. Identifikasi NASA menyebut, asteroid yang dinamai 2011 AG5 berpeluang menabrak Bumi pada 5 Februari 2040.

Seperti dimuat Daily Mail, 28 Februari 2012, keberadaan asteroid ini bahkan menjadi perhatian tim aksi objek dekat Bumi bentukan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yang mulai membahas bagaimana cara untuk mengalihkan orbit batu raksasa ini agar tak menyenggol Bumi. Agar tak membahayakan umat manusia.

Berdasarkan perhitungan NASA yang disampaikan Donald Yeomans, Kepala Program Observasi Obyek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, peluang asteroid itu bersenggolan dengan Bumi adalah 1:625, prediksi yang bisa terus berubah, seiring pergerakannya yang terus berubah. "Untungnya, obyek ini akan bisa diamati dari tanah dalam interval 2013-2016," kata dia.

Meski tak akan menyebabkan kiamat dan memusnahkan umat manusia, skrenario terburuknya, jika benda langit itu menabrak sebuah kota, niscaya jutaan nyawa akan melayang.

Sebagai perbandingan, asteroid yang menjadi pemicu musnahnya spesies Dinosaurus 65 juta tahun lalu, sembilan mil lebih lebar dari ukuran 2011 AG5.

Sejauh ini, para ilmuwan masih meraba-raba, mencari tahu sifat pergerakan asteroid itu. Para ahli baru bisa memperkirakan ukurannya, mereka baru bisa mengamati setengah orbitnya.

Baru antara tahun 2013 dan 2016, para astronom akan bisa memonitor 2011 AG5 dari tanah, yang jadi modal untuk membuat penilaian yang lebih rinci.

Pada 2023, asteroid ini akan "lolos dari lubang kunci" ke Bumi -- di area yang melewati orbit, sebelum ia akhirnya menabrak Bumi.

Menurut Laboratorium Jet Propulsion NASA, momentum akan berada dalam 0.02 unit astronomi dari planet kita, atau sekitar 1,86 juta mil.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari petaka?

NASA mengatakan, di antara opsi penyelamatan Bumi adalah dengan mengirimkan pesawat ke asteroid tersebut yang bisa memberi efek grafitasi, untuk mengarahkan 2011 AG5 menjauh dari bumi, selama jutaan tahun cahaya.

Opsi lain, adalah dengan mengirim satelit dan menabrakkannya ke asteroid tersebut.

Penggunaan senjata nuklir juga didiskusikan. Namun, dikhawatirkan, alih-alih menyelesaikan masalah, nuklir justru menciptakan hujan batu yang mengarah ke Bumi.

Sementara, seperti dimuat SPACE.com, asteroid ini ditemukan pada Januari 2011 oleh observatorium Mount Lemmon Survey di Tucson, Arizona.

"2011 AG5 adalah obyek yang saat ini memiliki kesempatan tertinggi menabrak Bumi, di 2040. Namun, kita hanya mengamatinya selama sekitar setengah orbit, sehingga presisi perhitungan ini masih tidak terlalu tinggi," kata Detlef Koschny dari Divisi Tata Surya Badan Angkasa Eropa (European Space Agency), Belanda.

VIDEO: Asteroid 140 Meter Akan Tabrak Bumi

Asteroid selebar 1,5 kali lapangan sepakbola itu akan menghantam bumi pada tahun 2040.


Para ilmuwan masih berdiskusi untuk mengatasi jatuhnya asteroid raksasa AG 5 ke bumi. (starryskies.com)

VIVAnews – Para ilmuwan di pusat antariksa National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika Serikat, mendeteksi temuan asteroid selebar 140 meter yang diprediksi akan menghantam bumi pada tahun 2040.

Tahun 2040, asteroid yang diberi kode nama AG 5 2011 itu memang akan berada pada garis orbit terdekatnya dengan bumi, sehingga kemungkinan bakal membentur bumi.

Hingga saat ini ilmuwan masih berdiskusi untuk mengatasi jatuhnya asteroid 140 meter itu ke bumi. Pasalnya, meski tak sampai menyebabkan kiamat dan memusnahkan umat manusia, namun jutaan nyawa akan melayang jika asteroid itu sampai jatuh di atas kota.

Asteroid AG 5 2011 tersebut ditemukan oleh pengamat survei Gunung Lemmon di Tuscon, Arizona, Amerika Serikat, pada Januari 2011.

Januari 2012 kemarin, asteroid sebesar bus juga nyaris menabrak bumi. Asteroid berkode BX 2012 itu tertangkap teleskop di Arizona, AS. Namun ukuran asteroid BX 2012 yang sekitar 16-19 meter itu tak membawa pengaruh besar di bumi karena ukurannya menyusut menjadi sebesar bola sepak akibat bergesekan dengan atmosfir ketika memasuki bumi.

Data yang dilansir NASA tahun 2012 mencatat temuan adanya 30 benda asing yang kini tengah mengarah menuju bumi. Lihat videonya di sini.

Sains & Teknologi

Laptop Berisi Kode Rahasia NASA Dicuri

Berisik kode komando dan perintah untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional. Membahayakan?


Satelit NASA (Reuters/Bill Ingalls/NASA)

VIVAnews -- Kasus pencurian komputer jinjing (laptop) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang terjadi tahun lalu ternyata tak main-main. Sebab, laptop tersebut tak terenkripsi dan berisi data superpenting: kode komando dan perintah untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station).

Demikian diungkap Inspektur Jenderal NASA, Paul K Martin kepada parlemen Amerika Serikat Ia menceritakan, laptop tersebut dicuri pada Maret 2011, "yang mengakibatkan hilangnya algoritma" yang digunakan untuk mengontrol stasiun luar angkasa internasional. Laptop ini, ujar Martin, adalah satu dari 28 komputer jinjing milik NASA dan perangkat selular yang dicuri dalam kurun waktu April 2009 sampai April 2011.

Beberapa kasus pencurian mengakibatkan kebocoran data sensitif, termasuk dokumen kontrol, data pribadi, dan kekayaan intelektual pihak ketiga. Juga nomor rahasia jaminan sosial dan data program Constellation and Orion NASA.

Jumlah pencurian faktual diperkirakan jauh lebih tinggi dari yang terdata. Sebab, untuk mendata jumlah pencurian, NASA bergantung pada laporan para pegawainya.

Apakah pencurian Laptop membahayakan stasiun luar angkasa internasional?

Dalam sebuah surat elektronik pada situs SecurityNewsDaily, petugas urusan publik NASA, Trent Perrotto mengatakan, pencurian laptop pada 2011 tidak membahayakan operasi stasiun luar angkasa internasional.

"NASA telah membuat kemajuan signifikan untuk memproteksi sistem IT, dan dalam proses implementasi dari rekomendasi yang dibuat oleh Inspektur Jenderal," kata Perrotto.

Kembali ke soal pencurian, Paul K Martin menyebut, dari 47 serangan siber, 13 di antaranya telah sukses dikompromikan komputer NASA.

Serangan-serangan tersebut adalah bagian dari 5.408 insiden cybersecurity tahun 2010 dan 2011 yang mengakibatkan malware yang ditanam pada sistem yang dibuat dengan biaya sekitar US$7 juta. "Cakupan jenis insiden luas, dari individu yang ingin menguji kemampuan mereka dengan membobol sistem NASA hingga aksi kriminal terorganisasi yang ingin menyusup, meretas, demi keuntungan materi. Juga ada penyusupan yang ternyata disponsori intelijen asing," kata Martin.

Salah satu contoh kasus aksi individu dalam rangka menguji kemampuannya adalah yang dilakukan "TinKode", nama alias hacker Romania, Razvan Manole Cernainu (20) yang menyadap server komputer di NASA Goddard Space Flight Center di April 2011.

"Beberapa dari gangguan ini telah dialami ribuan komputer NASA, yang menyebabkan gangguan signifikan pada operasi misi, menyebabkan pencurian data kontrol dan data sensitif lainnya.

Pengakuan Martin menggarisbawahi kesulitan staf IT NASA untuk mengamankan laptop dan perangkat selular. Pada 1 Februari 2012, hanya 1 persen dari perangkat portable NASA yang terenkripsi.

"Sampai NASA sepenuhnya telah menerapkan solusi enkripsi data para perangkat mobile dan portable, sistem penyimpanan data tetap berisiko tinggi dicuri.
Sains & Teknologi

Oksigen Ditemukan di Dione, Bulan Saturnus

"Ini menunjukkan bahwa molekul oksigen pada dasarnya umum dalam sistem Saturnus."


Molekul oksigen adalah gejala umum di sistem Saturnus. (dok. Corbis)

VIVAnews - Pesawat ruang angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengitari Planet Saturnus telah mengidentifikasi lapisan atmosfer oksigen yang tipis pada cincin planet Dione, bulan Saturnus. Atmosfer Dione 5 triliun kali lebih padat dibandingkan dengan udara pada permukaan Bumi.

Atmosfer Dione dideteksi oleh pesawat ruang angkasa NASA, Cassini, yang melihat lapisan oksigen sangat tipis, setara dengan dengan kondisi 300 mil atau 480 km di atas bumi.

Bedanya, pada Dione, hanya ada satu ion oksigen dalam setiap 0,67 kubik inchi atau satu ion untuk setiap 11 kubik sentimeter di ruang angkasa. Ada perbedaan pendapat, ilmuwan yang tergabung dalam misi Cassini ini mengatkan bahwa jumlah tersebut belum cukup sebagai sebuah atmosfer.

"Kami saat ini mengetahui bahwa Dione, bulan Rhea merupakan sebuah sumber molekul oksigen," kata Robert Tokar, anggota Tim Cassini Laboratorium Los Alamos yang juga pemimpin studi di New Mexico dalam sebuah pernyataan.

"Ini menunjukkan bahwa molekul oksigen pada dasarnya umum dalam sistem Saturnus. Memperkuat dugaan bahwa ini terjadi dari sebuah proses yang tidak melibatkan kehidupan," tambahnya.

Oksigen di Dione kemungkinan berpotensi dihasilkan oleh fotosintesis matahari atau partikel berenergi tinggi yang membombardir permukaaan yang melindungi lapisan es bulan Saturnus itu. Tokar menjelaskan bahwa serangan tersebut melepaskan ion oksigen ke atmosfer. Kemungkinan lain, oksigen adalah hasil dari proses geologi.

Dione bukan satu-satunya bongkahan batu yang mengandung atmosfer di tata surya. Lapisan tebal atmosfer diketahui menyelubungi Bumi, Venus, dan Mars. Juga bulan terbesar dari Planet Saturnus, Titan.

Atmosfer tipis pada bulan Saturnus yang lain, Rhea, Dione, yang mirip juga terdeteksi oleh NASA pada 2010.

Temuan oksigen pada Dione, tak lantas membuat pendapat pada ilmuwan berubah. Mereka tetap yakin Dione tak punya daya dukung kehidupan. "Namun riset terbaru menunjukkan, Dione jauh lebih menarik dari yang sebelumnya kami pikirkan," kata Amanda Hendrix, Deputi Proyek Sains Cassini pada Jet Propulsion Laboratory NASA, Kalifornia. Amanda tidak ikut dalam studi Tokar.

"Ilmuwan kini menggali Dione melalui data Cassini untuk melihat lebih detail bulan ini," katanya.

Pejabat NASA menjelaskan Dione ditemukan pada 1684 oleh astronom Giovanni Cassini. Bulan ini dinamai sesuai Dewa Yunani, Dione. Penyair kuno Yunani, Homer menggambarkan Dione sebagai ibu dari Dewi Aphrodite.

Dione merupakan salah satu bulan terkecil Saturnus dengan luas 698 mil atau 1123 km. Dione mengorbit Saturnus setiap 2,7 hari pada jarak 234 ribu mil atau 377,4 ribu km. ukuran ini sama dengan bulan bumi.

NASA meluncurkan misi Cassini pada 1997 yang mengorbit Saturnus sejak Cassini mendatangi cincin planet terbesar tersebut pada 2004. Misi tersebut merupakan upaya kerjasama NASA dan agen ruang angkasa Eropa dan Italia. Kerjasama tersebut telah diperluas beberapa kali, terkahir sampai 2017.

Badai Matahari Ancam Gangguan Komunikasi

Badai matahari tersebut diperkirakan akan menuju ke bumi pada hari ini atau besok.


Badai Matahari (BBC)
BERITA TERKAIT

Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan badai matahari yang terjadi hanya akan berdampak pada operasional satelit dan jaringan radio. Badai matahari, menurut Thomas, tidak akan sampai ke permukaan bumi.

Badai matahari tersebut diperkirakan akan menuju ke bumi pada hari ini atau besok.

"Tapi tidak akan sampai jatuh ke sini. Karena bumi dilindungi oleh medan magnet bumi, jadi tak perlu khawatir. Kita juga dilindungi oleh ionosfer," ujar Djamaluddin kepada VIVAnews, Selasa, 6 Maret 2012.

Badai tersebut, lanjutnya, secara umum hanya akan berdampak pada operasional satelit dan radio, dan tidak akan berdampak pada radiasi pada wilayah bumi. "Tapi operator satelit sudah mengantisipasi, mereka sudah punya prosedur," tambahnya.

Jika operasional satelit tidak terdampak oleh badai tersebut, jaringan komunikasi dan radio akan berjalan normal.

Ia menambahkan bahwa kapan pastinya badai tersebut sampai ke atmosfer bumi belum dapat dipastikan. Pihaknya saat ini terus memantau perkembangan kecepatan matahari.

Thomas Djamaluddin menggambarkan badai matahari merupakan akibat dari ledakan di permukaan matahari yang menimbulkan lontaran pada korona matahari.
Dampak ledakan meteorit di Tunguska, Siberia (Ekspedisi Leonid Kulik, NASA)

Sejak kali pertama ditemukan oleh dua astronom Observatorio AstronĂ³mico de La Sagira, Spanyol, Asteroid 2012 DA14 menimbulkan kontroversi.

Kemunculannya yang tiba-tiba dalam jarak relatif dekat, yakni 2,5 juta kilometer, atau enam kali jarak Bumi dan Bulan 16 Februari 2012, memicu sejumlah spekulasi. Apalagi, batu angkasa ini diperkirakan akan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi pada 15 Februari 2013.

Saking dekatnya, ia akan melayang di bawah satelit buatan manusia yang mengorbit di sekitar planet kita. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah ada kemungkinan Asteroid 2012 DA14 menubruk Bumi?

Sejumlah media bahkan menulis soal asteroid ini di halaman muka, dengan judul, "Telah Datang! Asteroid 2012 DA14" atau "Asteroid 'Tunguska' Menuju Bumi". Sejumlah artikel mengaitkan 2012 DA14 dengan tragedi Tunguska yang terjadi 1908 lalu, di mana komet atau meteorit meledak di Podkamennaya, Tunguska, Siberia. Meratakan dan membuat hangus 500.000 hektar hutan.

Namun, kabar ini dibantah para astronom. Termasuk dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Para ilmuwan di sana menegaskan, 2012 DA14 tak akan menimbulkan dampak bahaya nyata bagi penduduk Bumi.

"Asteroid itu mengorbit matahari, tak mungkin mendekat ke permukaan Bumi lebih dekat dari 3,2 jari-jari Bumi pada 15 Februari 2013," kata peneliti obyek dekat bumi pada Laboratorium Propulsion Laboratory, Pasadena, Kalifornia, seperti dimuat SPACE.com.

Satu radius Bumi berjarak 6.378 kilometer di khatulistiwa. Jadi dengan perhitungan ini, jarak terdekat 2012 DA14 pada tahun depan adalah 12.680 mil atau 20.406 kilometer.

Sebagai perbandingan, satelit dalam lingkaran orbit geosynchronous Bumi berada pada ketinggian 22.245 mil atau 35.800 kilometer. Satelit lain mengorbit jauh lebih rendah. Stasiun Luar Angkasa Internasional, misalnya, melayang sekitar 240 mil 386 km di atas planet kita.

Meski Asteroid 2012 DA14 tidak akan menghantam Bumi Februari mendatang, umat manusia tak seharusnya lengah. Harus terus waspada terhadap asteroid. Sejarah mencatat, batu angkasa telah menyapu bersih spesies Dinosaurus dari muka Bumi 65 juta tahun lalu. Hanya soal waktu, bagi sejarah untuk terulang.

Bagan pergerakan Asteroid 2012 DA14

Meteorit Tunguska

Pada 30 Juni 1908, pukul 07.14 waktu setempat, sebuah ledakan misterius terjadi di wilayah pedalaman di Krai Krasnoyarsk, Rusia. Kekuatannya mencapai 1.000 bom atom Hiroshima itu.

Akibatnya sungguh luar biasa. Sebanyak 80 juta batang pohon seluas 830 mil persegi hangus terbakar. Beruntung tidak ada korban jiwa. Karena lokasi ledakan jauh dari pemukiman.

Dampak ledakan yang disebut mencapai 30 megaton itu juga dikatakan menimbulkan guncangan di permukaan bumi hingga mencapai 5.0 skala richter (SR). Tidak hanya itu, sesaat kemudian sebuah gelombang ledakan membentang sejauh 40 kilometer, memporakporandakan semua kehidupan.

Dua lidah api besar terlontar dari Matahari, Selasa 6 Maret 2012. Memicu badai yang diperkirakan mencapai Bumi pada Kamis 8 Maret 2012. Yang terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menggunakan data dari perangkat Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) dan Solar Heliospheric Observatory (SOHO) merekam data lontaran massa dari korona matahari atau Coronal Mass Ejection (CME).

Berdasarkan data NASA, kecepatan lontaran pertama lebih dari 1.300 mil per detik. Sedangkan lontaran kedua lebih dari 1.100 mil per detik.

Model NASA memperkirakan, lontaran massa akan berdampak pada Bumi dan Mars, juga sejumlah pesawat luar angkasa milik NASA: Messenger, Spitzer, and STEREO-B. Lontaran pertama akan sampai ke Bumi pada pukul 01.25 EST atau pukul 13.25 Waktu Indonesia Barat.

Akibat dari aktivitas tersebut, bisa mengakibatkan badai geomagnetis parah, menimbulkan aurora di daerah lintang rendah, kemungkinan gangguan frekuensi radio komunikasi, sistem GPS, dan jaringan listrik.

Erupsi Matahari 6 Maret mengeluarkan lidah api terbesar, masuk kategori X5,4. Jilatan api sebelumnya, dengan kategori X6,9 terjadi pada 9 Agustus 2011. Apa yang terjadi saat ini merupakan bagian normal dari siklus Matahari 11 tahunan. Aktivitas Sang Surya baru akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2013. Lihat rekaman badai Matahari NASA di tautan ini.

Terkait aktivitas saat ini, Matahari diperkirakan juga akan melontarkan massa korona yang signifikan, lebh cepat dari 600 mil per detik, yang mungkin akan sampai ke Bumi pada beberapa harui mendatang.

Sebelumnya, peneliti cuaca National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Joseph Kunches, badai itu terlihat seperti aurora matahari yang kuat. "Aurora mungkin menjadi sesuatu yang menarik yang bisa kita lihat saat terjadi ledakan di matahari," kata Kunches seperti dikutip Space.com, Rabu kemarin. (sumber: NASA)