Jumat, 19 November 2010

Dunia
Asteroid Mengancam Bumi
Asteroid 2005 YU55 tertangkap kamera saat mendekati Bumi. Berpotensi bahaya.

Asteroid 2005 YU55 yang berpotensi mengancam Bumi. (Space.com)

VIVAnews
- Sebuah asteroid yang masuk daftar berpotensi membahayakan Bumi, tertangkap kamera mendekat ke Bumi, baru-baru ini. Ukurannya, lebih besar dari yang diperkirakan para astronom.


Asteroid yang dikenal sebagai 2005 YU55, melintas di dekat Bumi pada 19 April 2010, dengan jarak 1,5 juta mil atau 2,4 juta kilometer -- enam kali jarak antara Bumi dan Bulan.

Para Astronom menggunakan sistem radar planet pada teleskop radio Arecibo di Puerto Riko untuk menangkap gambaran asteroid itu selama empat hari, mulai tanggal 19 April lalu.

Foto yang dihasilkan teleskop menunjukan, 2005 YU55, sebagai batu setengah terang yang terbang melalui tata surya.

"Benda ini masuk dalam daftar 'asteroid paling berbahaya', ia terus diawasi oleh Minor Planet Centre dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, Cambridge," kata salah satu astronom Arecibo, seperti dimuat laman Space.com, 29 April 2010.

Para astronom menemukan bahwa Asteroid itu berukuran 1.300 kaki atau 400 meter, dua kali lebih panjang dari yang diperkirakan.

Asteroid 2005 YU55 ditemukan oleh astronom Robert McMillan, anggota tim deteksi Spacewatch pada 28 Desember 2005.

Meski tak mengakibatkan kehancuran di Bumi, ancaman belum berakhir. Asteroid 2005 YU55 akan kembali melintas, tepatnya pada 8 November 2011.

Saat itu, batu angkasa itu akan menyelesaikan perjalanan mengelilingi Matahari. Dia akan mampir lagi ke Bumi, melalui orbit Bulan, dalam jarak 191.120 mil atau 307.577 kilometer, sekitar delapan per sepuluh jarak Bumi dan Bulan.

Meski diperkirakan tak akan menimbulkan resiko bagi Bumi, astronom tetap waspada.

***

Asteroid

Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, secara rutin melacak asteroid dan komet yang terbang dekat dengan Bumi -- melalui teleskop baik yang berada di langit maupun Bumi. Mengantisipasi tubrukan.

Sejauh ini, program NASA telah menemukan 85 persen asteroid besar yang melayang dekat Bumi. Namun, sayangnya, tak cukup mampu menemukan batu luar angkasa yang ukurannya lebih kecil.

Program ini hanya mendeteksi sekitar 15 persen dari asteroid yang lebarnya 460 kaki atau 140 meter. Asteroid-asteroid ini, menurut laporan National Academy of Science, bisa menyelonong masuk ke Bumi dan menghantam Bumi. Akibatnya adalah kehancuran.

Lebih kecil ukuran asteorid, lebih sulit dideteksi. Hanya sekitar lima persen dari asteroid berukuran lebar 164 kaki atau sekitar 50 meter yang terdeteksi. Perlu dana besar agar Bumi bisa mendeteksi ancaman asteroid kecil yang bisa mematikan.

Paham bahaya makin dekat, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah mengusulkan kenaikan anggaran NASA untuk melacak asteroid.

Obama juga mengumumkan proyek ambisius, petualangan luar angkasa di asteroid pada 2025. Tak hanya ingin mendirikan tonggak penjelajahan langit, misi ini juga bertujuan mempelajari sifat-sifat dan kondisi asteroid.

Diharapkan, misi ke asteroid bisa membantu para astronom menemukan cara untuk membelokkan batu ruang sebelum mereka mengancam seluruh kehidupan di Bumi.

Dunia
Ada Kehidupan di Planet Mars dan Titan?
NASA sedang mempertimbangkan 28 misi masa depan untuk membantu menemukan alien.

VIVAnews - Keberadaan mahluk luar angkasa atau alien masih belum diketahui. Para ilmuwan hingga saat ini belum juga menemukan eksistensi mahluk ET (extra terrestrial) itu.

Namun, mereka tak menyerah. Berlandaskan keyakinan kita tak sendirian di alam semesta, para ilmuwan akan selalu membuat terobosan untuk menentukan lokasi dan cara mencari kehidupan alien dalam misi luar angkasa di masa depan.

Rabu 28 April 2010 lalu, para ilmuwan pencari alien berkumpul dalam konferensi astrobiologi di Houston -- sekaligus merayakan 50 tahun penelitian astrobiologi.

Para ilmuwan menyatakan, mereka masih bersemangat dan berani untuk terus mencari kehidupan lain di alam semesta. Meski astrofisikawan terkenal, Stephen Hawking memperingatkan manusia untuk tidak melakukan komunikasi dengan alien.

Kata Hawking, sekali kita membuka kontak dengan mereka, mahluk luar angkasa bisa menduduki bumi dan menghisap sumber dayanya.

"Kami sangat tertarik dan mempersiapkan diri untuk menemukan bentuk keidupan lain di alam semesta," kata astrobiologis senior di kantor pusat Badan Antariksa AS, NASA, seperti dimuat laman Space.com, 28 April 2010.

Sementara, ilmuwan planet dari universitas Cornell sekaligus peneliti utama proyek eksplorasi Mars, Rover, Steve Squyres, mengatakan ilmuwan NASA sedang mempertimbangkan 28 misi masa depan yang dapat membantu menemukan kehidupan di luar Bumi.

"Astrobiologi dan pencarian kehidupan lain adalah hal utama yang sebaiknya kita kedepankan dalam eksplorasi tata suraya masa depan," kata Squyres.

Sejumlah misi robotik -- mengirimkan robot ke tata surya, termasuk mengunjungi Planet Merkurius, Mars, Jupiter dan Saturnus, atau bahkan lebih jauh dari itu, menembus galaksi Bima Sakti, harus dilakukan di masa depan.

Khususnya ke Titan, satelit Saturnus itu memiliki danau metana dan etana, serta Enceladus, dengan uap-uap air. Titan tampak seperti tempat yang bisa ditinggali sebuah kehidupan.

Mars

NASA, tambah Squyres, juga sedang mempertimbangkan misi ambisius ke Mars yang akan membawa sample bebatuan Planet Merah itu ke Bumi.

"Misi ini akan mengungkapkan banyak hal, tentang apakah Mars pernah menyimpan kehidupan," katanya.

Senada, peneliti dari Universitas Kalifornia, Los Angeles, Bill Schopf berpendapat, contoh bebatuan dari Mars atau planet lain adalah kunci jawaban teka-teki kehidupan di luar Bumi.

"Jika misi ruang angkasa kembali besok dan membawa sample batuan, aku akan membawa batu itu ke laboratorium. Dari sana masalah ini bisa dipecahkan," kata Schopf.

Schopf dan peneliti lain, Jack Farmer dari Arizona State University, sebelumnya mengumumkan hasil studi, bahwa mereka menemukan bahwa jenis deposit mineral yang disebut sulfat menyimpan fosil organisme kuno. Sulfat juga banyak terdapat di Mars.

Besar kemungkinan, sulfat di Mars juga menyimpan rekam jejak kehidupan, sama halnya di Bumi.

Selain planet dan satelit, tempat lain yang mungkin menyimpan bukti kehidupan adalah asteroid.

Para telah mengumumkan untuk pertama kalinya Rabu kemarin, bahwa mereka telah menemukan bukti langsung dari air beku dan senyawa organik - - yang adalah bahan-bahan pendukung kehidupan. Terutama asteroid utama di sekitar Mars dan Jupiter.