Sabtu, 08 Mei 2010
Entah kenapa kalo aku ke internet yang ku cari bukan maendt fb but hal-hal benda luar angkasa atau sering dikenal dengan tatasurya hmepttt rame juga sih kalo kita pahami dengan seksama apalagi udah suka dari awal aku itu orangnya gampang banget penasaran yah aku slalu cari hal-hal yang kecil dulu kalo yang besar nanti takut beresiko bukan nya pengecut tapi lihat usia dulu dong ditambah keluarga aku yang hmmmpt bagi aku sih kaya pengawas salah sedikit aja pasti di marahin atau gak paling dui nasehati tapi dinasehati nya terlauuuuuuuu,dari satu merambat ke yang lain jadi deh pusing tapi gak papalah rame jug jadi sekeluarga bisa ngumpul.... yah walaupun kesel di nasehatin mulu tapi aku yakin itu mereka lakuin pasti buat kebaikan aku juga nanti di masa depan!!!!!!!
Jangan trsinggung keluargaku he....he!!!!!
Aku suka banget dengan tokoh
Neil armstrong
buzz aldrin
michael collins
soalnya mreka adalah orang yang pergi ke bulan.aku mau banget kaya mereka!!!!!!
setiap kali langit cerah aku slalu lihat ke langit yang bintang nya waww banyak, bulan yang cerah banget, aku selalu bayangin apa aku bisa kesana??????????
hahhhhh mauuuuuuuuuuuuu bangettttttttt tapi gimana???????????
yang pertama planet yang ku liat itu planet venus palnet yang terang dari pada planet lainnya!!!!
rasaya bahagiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa buanget !!!!!!!!
gak kepalang bahagianya bener-bener hal yang menakjubkan !!!!
yapzzzz tapi itu tidak seberapa masih banyak yamg mau aku lihat sealin planet venus,suatt hari temen ku di sekolah bicara sama aku kalo pada jam 05.00 wib dia ngeliat benda langit yng terang dan indah yang di sekelilingnya ada yang mengelilinginy dan itu indah banget yah aku pikir mungkin itu planet saturnus tapi yang disayangin nya lagi bukan aku yang liat tapi malah temend aku !!!!!
Tapi gak papalah semoga aja aku bisa lebih dari itu dan juga keinginan ku untuk menjadi seorang astronot terwujud!!!!!
aminnnndttttt Yarobal alamin!!!!!!!
Hujan Badai Meteor
(Peneliti Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa, LAPAN, Bandung)
Badai meteor Leonid 18 November bukan hanya dipandang sebagai pertunjukan spektakuler penampakan ratusan atau ribuan meteor, tetapi yang utama harus dipandang sebagai fenomena cuaca antariksa yang harus diwaspadai sampai tahun 2002.
Mirip dengan cuaca di bumi, di antariksa pun kita mengenal cuaca antariksa. Bila di bumi kita mengenal musim panas dan musim dingin, di antariksa kita kenal masa matahari aktif dan masa matahari tenang yang siklusnya sebelas tahun. Bila di bumi kita mengenal ledakan petir, di antariksa kita mengenal ledakan flare matahari.
Di bumi kita mengenal musim hujan, di antariksa ada musim hujan meteor. Ada sekitar dua puluh musim hujan meteor, ada yang besar ada yang kecil. Di bumi sewaktu-waktu terjadi hujan badai atau topan. Di antariksa pun sewaktu waktu bisa terjadi hujan badai meteor. Badai Leonids adalah badai meteor yang paling hebat.
Informasi cuaca antariksa terutama sangat berguna bagi penghuni antariksa, terutama satelit-satelit dan pesawat antariksa ulang-alik. Saat ini ada sekitar 500 satelit yang masih aktif mengorbit bumi. Jenisnya beragam, antara lain satelit komunikasi, satelit penginderaan jauh, satelit observatorium angkasa, satelit militer, dan satelit sistem penentuan posisi (GPS).
Informasi cuaca antariksa itu dapat diperoleh di lembaga-lembaga keantariksaan. Di Indonesia, informasi itu bisa diperoleh antara lain dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) atau Observatorium Bosscha dan Jurusan Astronomi ITB. Indonesia yang kini banyak memanfaatkan jasa satelit komunikasi sudah semestinya peduli dengan masalah cuaca antariksa ini.
Hujan Meteor
Sama halnya di bumi, matahari adalah penggerak utama cuaca antariksa. Di bumi energi matahari menggerakkan air dalam bentuk uap naik ke atas membentuk awan yang aknhirnya menjatuhkan hujan. Di antariksa pun peran matahari sangat besar dalam membentuk gugusan meteoroid (sumber meteor) atau boleh juga disebut "awan" meteor.
Ketika komet mendekat matahari, energi matahari menguapkan dan menghamburkan es dan debu di inti komet membentuk ekor. Debu-debu ekor komet yang tertinggal di sepanjang lintasan orbitnya merupakan gugusan meteoroid yang bisa menyebabkan hujan meteor di bumi bila bumi melintasinya.
Lagi-lagi mirip dengan cuaca bumi. Awan di bumi ada yang menghasilkan hujan lebat, tetapi ada juga yang hanya menurunkan gerimis. Gugusan meteoroid itu pun sifatnya berbeda-beda tergantung umurnya dan peluruhan meteoroidnya.
Ada gugusan meteoroid yang masih padat tetapi terkonsentrasi di sekitar inti komet sehingga hanya akan menyebabkan hujan meteor periodik, sesuai dengan waktu kehadiran komet mendekat bumi. Golongan ini diwakili oleh hujan meteor Draconids (pada awal Oktober) tahun 1933, 1946, dan 1985 yang disebabkan oleh komet Giacobini-Zinner.
Golongan ke dua adalah gugusan meteoroid tipis di sepanjang lintasannya, tetapi di dekat kometnya kerapatannya tinggi. Misalnya, gugusan meteoroid Leonid (penyebab hujan meteor 14-19 November) yang disebabkan oleh komet Tempel-Tuttle.
Golongan ke tiga adalah gugusan meteoroid yang tersebar merata di sepanjang lintasannya yang menyebabkan hujan meteor yang hampir seragam intensitasnya setiap tahun. Misalnya, hujan meteor Geminids (11-16 Desember) yang disebabkan oleh komet yang telah mati, asteroid Phaethon. Makin tua umurnya, gugusan meteoroid itu makin tipis dan akhirnya tidak menunjukkan lagi gejala hujan meteor.
Beberapa hujan meteor telah diidentifikasikan berkaitan dengan komet yang masih aktif. Hujan meteor Eta Aquarids (3-10 Mei) dan Perseids (7-15 Agustus) masing-masing disebabkan oleh komet Halley dan Swift-Tuttle. Beberapa lainnya dikaitkan dengan komet yang telah hancur, seperti hujan meteor Andromedids (5-23 November) dari debu komet Biela yang hancur sekitar 1860-an. Ada juga yang berasal dari komet yang telah mati, seperti hujan meteor Geminids yang diakibatkan oleh komet mati yang tinggal intinya berupa asteroid Phaethon. Dan beberapa hujan meteor lainnya yang belum diketahui komet-komet penyebabnya seperti hujan meteor Quadrantids 2 - 5 Januari.
Waspadai Leonid
Hujan meteor Leonid (tampak berasal dari rasi Leo) berasal dari debu-debu komet Tempel-Tuttle yang berperiode 33 tahun. Komet Tempel-Tuttlenya telah dikenal sejak 1366 dan terakhir teramati mendekati bumi tahun 1965 dan awal 1998. Sedangkan hujan meteornya telah dikenal jauh sebelumnya, sejak tahun 585.
Hujan meteor Leonid biasa (beberapa meteor per jam) sebenarnya tampak setiap tahun sekitar 14-19 November dengan puncaknya pada 17-18 November. Tetapi, sewaktu-waktu menjadi badai meteor bila komet induknya mendekati bumi. Badai meteor Leonid terakhir teramati 1965, 1966, dan 1998 lalu. Badai meteor Leonid 1966 merupakan badai meteor terbesar dengan jumlah sekitar 150.000 meteor per jam.
Berdasarkan sifat pertemuan lintasan komet dan orbit bumi, sifat hujan meteor Leonid 1998-2000 tidak sama dengan tahun 1966. Badai meteor 1998 lalu hanya menampakkan sekitar 300 meteor per jam. Untuk tahun ini, dilaporkan puncak badai meteor terjadi sekitar pukul 09.15 WIB dengan jumlah 5000 meteor per jam. Ini berarti badai meteor tahun ini memang lebih hebat daripada tahun lalu.
Berbeda dengan hujan meteor umumnya, Leonid merupakan hujan meteor yang paling deras. Rata-rata kecepatan partikel hujan meteor umumnya hanya sekitar 10.000 km/jam, sedangkan kecepatan partikel Leonid sekitar 250.000 km/jam. Kecepatan tinggi itu disebabkan arah orbit partikel Leonid hampir berlawanan dengan arah orbit bumi dengan sudut inklinasi sekitar 17 derajat dan perihelionnya (titik terdekat ke matahari dengan kecepatan orbit maksimum) relatif dekat dengan orbit bumi.
Walaupun ukuran debunya kebanyakan hanya sebesar pasir halus, dengan semburan partikel kecepatan tinggi itu dan dalam jumlah besar, badan satelit yang mengorbit bumi serta panel surya, detektor, dan perangkat elektronik lainnya dapat mengalami gangguan.
Makin tinggi orbit satelit akan mengalami semburan debu yang makin hebat karena berarti semakin dekat dengan bagian Leonid berkerapatan tinggi. Ini berarti satelit yang orbitnya sangat lonjong dengan apogee sangat jauh (sekitar 100.000 km) atau orbit geostasioner (ketinggian 36.000 km) akan lebih terancam daripada satelit berorbit rendah.
Walaupun kemungkinannya hanya sebagian kecil satelit yang terganggu, tetapi gangguan terhadap satelit akibat meteor pernah terjadi. Ketika terjadi peningkatan hujan meteor Perseid pada Agustus 1993, satelit komunikasi Olympus mengalami kerusakan. Gangguan yang mungkin paling sering terjadi adalah timbulnya muatan listrik (plasma) akibat tumbukan dengan meteor halus yang mengganggu sistem elektronik satelit.
Karena bumi berputar, potensi gangguan debu meteor Leonid berlaku untuk semua satelit selama masa bumi masuk dalam area gugusan meteoroidnya, 14-19 November. Memang masa paling kritis terjadi saat puncak badai meteor. Dengan jumlah debu yang maksimal kemungkinan tumbukan pun menjadi lebih besar.
Dari segi risiko harian, saat paling kritis adalah saat dini hari. Karena pada saat itu gabungan kecepatan partikel meteor, orbit bumi, dan rotasi bumi adalah yang maksimal.
–
PARIS – Planet mirip bumi di luar tata surya kembali ditemukan para astronom. Tak tanggung-tanggung, para astronom menemukan tiga planet yang biasa disebut exoplanet. Masing-masing merupakan planet padat karena memiliki massa antara 2 hingga 10 kali massa bumi.
Ketiganya berada dalam satu system tata surya dan mengelilingi sebuah bintang bernama 40307. Bintang yang dikelilinginya sedikit lebih kecil daripada Matahari dan berada dekat konstelasi Doradus dan Pictor sekitar 42 tahun cahaya dari Bumi. Wajar bila planet-planet tersebut disebut sebagai sepupu bumi.
-“Massa planet yang paling kecil seperseratus ribu kali bintangnya,” ujar Francois Bouchy, salah satu astronom dari Institut Astrofisika Paris, Prancis, yang melaporkan temuan tersebut dalam sebuah konferensi astronomi di Nantes, Prancis, seperti dilansir BBC News, Selasa (17/6/2008).
Masing-masing planet berukuran 4,2 kali, 6,7 kali, dan 9,4 kali Bumi, namun tak lebih besar daripada Planet Uranus dan Neptunus yang mencapai 15 kali ukuran Bumi. Planet-planet asing tersebut terdeteksi pertama kalinya menggunakan alat The High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS) di Observatorium La Silla, Chili tengah.
Para astronom menemukannya dengan mengamati gejolak cahaya bintang saat planet melintas di depannya atau disebut peristiwa transit. Spektograf yang ada di instrumen HARPS mampu mendeteksi perubahan tersebut dengan tingkat keakuratan tinggi. Mereka melakukan pengamatan intensif selama 5 tahun untuk memastikan penemuan tersebut.
Dengan HARPS para astronom juga menemukan 45 kandidat planet asing baru yang massanya dibawah 30 kali Bumi. Di antara planet-planet tersebut ada yang mengelilingi bersama-sama satu bintang.
Sebelumnya, akhir 2007 lalu, para astronom asal Amerika Serikat, mengklaim bahwa mereka telah menemukan satu planet lagi atau planet kelima yang mengorbit di bintang 55 Cancri. Planet kelima yang disebut-sebut sepupu bumi itu ditemukan memiliki massa lebih berat dari Bumi dengan massa 45 kali lipatnya atau sebanding dengan planet Saturnus.
Saat ini sudah ada 270 planet asing yang ditemukan dan rata-rata mengelilingi bintang yang mirip Matahari. Planet asing pertama ditemukan oleh Michel Mayor dan Didier Queloz di sekitar bintang 51 Pegasi tahun 1995. Namun demikian, tak seperti bumi, sebagian besar planet asing merupakan gas raksasa seukuran Jupiter atau Saturnus.
======================================================
(Bahan dicuplik dari artikel berjudul : “Tiga Sepupu Bumi Kembali Ditemukan”, harian Republika, Rabu 18 Juni 2008)
Keterangan :
-
1. Tata Surya (bahasa Inggris: solar system) terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor , asteroid , komet , planet-planet kerdil/katai , dan satelit-satelit alami.
Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilinginya.
Gambaran umum Tata Surya (digambarkan tidak sesuai skala; dari kiri ke kanan): Pluto, Neptunus, Uranus, Saturnus, Yupiter, sabuk asteroid, Matahari, Merkurius, Venus, Bumi dan Bulan, dan Mars. Sebuah komet digambarkan di sebelah kiri.
2. Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah :
“Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir”
3. Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
4. Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut :
(a) mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
(b) mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostastik (bentuk hampir bulat);
(c) tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
(d) telah “membersihkan lingkungan” (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya.
Planet-planet dalam Tata Surya :
1. Merkurius, 2. Venus, 3. Bumi, 4. Mars, 5. Jupiter, 6. Saturnus, 7.Uranus, 8.Neptunus.-
-
5. Asteroid adalah benda langit kecil dan padat yang terdapat dalam sistem tata surya kita.
Asteroid adalah contoh dari sejenis planet kecil (atau disebut juga planetoida), namun jauh lebih kecil dari sebuah planet.
Selama 200 tahun Ceres dianggap sebagai asteroid terbesar. Namun pada 23 Agustus 2001, telah ditemukan asteroid yang lebih besar daripada Ceres. Asteroid ini bernama 2001 KX 76, lintasan orbitnya di dekat Pluto. Asteroid yang paling kecil mempunyai diameter beberapa puluh meter. Asteroid termasuk benda minor di sistem tata surya.
Sabuk asteroid (titik-titik putih).– - 253 Mathilde, Asteroid tipe C.
-
6. Komet adalah benda angkasa yang mirip asteroid, tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas (karbon dioksida, metana, air) dan debu yang membeku. Komet memiliki orbit atau lintasan yang berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet. Komet yang cerah pastinya menarik perhatian ramai.
Komet bergerak mengelilingi matahari berkali-kali, tetapi peredarannya memakan waktu yang lama. Komet dibedakan menurut rentangan waktu orbitnya. Rentangan waktu pendek adalah kurang dari 200 tahun dan rentangan waktu yang panjang adalah lebih dari 200 tahun. Secara umumnya bentuk orbit komet adalah elips.
Komet Hale Bopp 29-03-1997
-
Komet mempunyai orbit berbentuk elips. Perhatikan ia mempunyai dua ekor.
-
7. Meteoroid adalah benda-benda kecil di tata surya yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul. Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961 mendefinisikan meteoroid sebagai berikut :
-
“Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antar planet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul”
-
Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan terpanaskan dan akan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya ini disebut sebagai meteor atau bintang jatuh. Jika sebagian meteoroid ini mencapai tanah, maka akan disebut sebagai meteorit.
-
HUJAN METEOROID
-
Meteorit bernama “Cabin Creek”, terdiri dari campuran nikel dan besi, jatuh di Arkansas pada tanggal 27 Maret 1886. (Sumber Encyclopaedia Britannica).
-
8. Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda. Massa merupakan konsep utama dalam mekanika klasik dan subyek lain yang berhubungan. Dalam Sistem Internasional, SI, massa diukur dalam satuan kilogram. Alat yang digunakan untuk mengukur massa biasanya adalah timbangan.
Tidak seperti berat, massa disetiap tempat selalu sama. Misalnya: massa kita ketika di bumi dan di bulan sama, akan tetapi berat kita di bumi dan di bulan berbeda.
-
-
MISI “TELESKOP KEPLER” MENCARI PLANET YANG MENYERUPAI BUMI
-
-
NASA (badan yang menangani program ruang angkasa AS) dalam rangka menyambut peluncuran Teleskop Kepler, menyatakan :”Misi Teleskop Kepler merupakan langkah pertama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan orang Yunani kuno : adakah jagat lain seperti bumi kita ini atau apakah kita sendirian?”
-
Jumat tanggal 6 Maret 2009 pukul 03.50 GMT, atau pukul 10.50 WIB, sebuah roket bernama Delta II tinggal landas dari Stasiun Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Di pucuk roket Delta ini terdapat sebuah instrumen yang amat penting, yakni Teleskop Kepler.
-
Misi Kepler adalah untuk menemukan planet di luar tata surya yang menyerupai Bumi ! Yang akan dicari Kepler adalah planet kecil (tidak sebesar Jupiter atau Saturnus) yang berbatuan, yang mengorbit bintang induk (seperti Matahari) dengan jarak yang tepat. Artinya, jarak tersebut tidak terlalu dekat “bintang induk” (jika terlalu dekat air akan mendidih), tetapi juga tidak terlalu jauh (jika terlalu jauh, air akan membeku).
-
Jarak yang ideal bagi kehidupan ini sering disebut sebagai “Zona Bisa Didiami” (habitable).
-
Sejauh ini petunjuk soal adanya planet yang menyerupai Bumi tak banyak diperoleh karena penyelidikan yang dilakukan tidak cukup peka untuk menemukan planet seperti Bumi. Teleskop Kepler diharapkan mampu menjawab tantangan ini.
-
Menjelang peluncuran Kepler, Ilmuwan Kepala Proyek Kepler, William Borucki, mengatakan : “Kalau ada banyak Bumi di luar sana, boleh jadi juga ada banyak kehidupan di sana, dan barangkali juga bahkan peradaban asing di sana yang menunggu kontak kita.”
-
Sebelum ini memang sudah ditemukan planet-planet yang ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan Bumi. Yang satu ditemukan oleh teleskop-teleskop di Bumi dengan menggunakan teknik lensa grafitasi, dan lainnya ditemukan oleh Satelit Corot yang dijuluki “Pengamat Makhluk Asing Eropa”. Satelit Corot diluncurkan tahun 2006 dan misinya adalah mengamati bintang-bintang yang kecerlangannya susut karena diduga ada planet yang lewat di depannya.
-
Selain itu, juga sudah diketahui 2 planet yang diduga berbatu dengan ukuran beberapa kali massa Bumi yang mengorbit bintang katai merah Gliese 581, dan salah satunya mungkin ada di “Zona Bisa Didiami”.
-
Belum bisa dipastikan berapa banyak planet seukuran Bumi yang bakal ditemukan oleh Kepler. Tapi apapun, Kepler akan menjadi acuan baru dalam perburuan planet. Kalau memang planet seperti Bumi ternyata merupakan hal yang umum adanya, maka beberapa diantaranya diperkirakan mengelilingi bintang induknya pada jarak cukup dekat. Misi berikutnya akan memeriksa apakah ada oksigen di sana, juga mencari petunjuk lain yang mengisyaratkan adanya kehidupan.
-
Borucki menyimpulkan, jika Kepler menemukan banyak Bumi di galaksi , maka kondisi yang mendukung adanya kehidupan, merupakan hal yang biasa. Tetapi, kalau tidak ada Bumi seperti yang kita huni ini pada bintang tersebut, maka bisa berarti bahwa kita sendiri di alam semesta ini tanpa ada saudara semesta.
-
(Bahan dicuplik dan diedit dari artikel berjudul “Kepler dan Pencarian Saudara Semesta” oleh Ninik Leksono, Harian Kompas – 11 Maret 2009).
-
-
-
n Bencana Besar | | |
Dajiyuan | Jumat, 03 April 2009 |

Badai Matahari
Badai Matahari Kuat pada 2012 akan Menyerang
Pada 22 September 2012 tengah malam, langit New York, Manhattan Amerika Serikat akan tertutupi oleh seberkas layar cahaya yang warna-warni.Di wilayah selatan New York ini, sangat sedikit orang yang dapat melihat fenomena aurora ini. Namun, perasaan menikmati indahnya pemandangan alam ini tidak akan berlangsung lama. Setelah beberapa detik, semua bola lampu listrik di wilayah tersebut mulai gelap dan berkedip tak menentu, kemudian sinar cahayanya dalam seketika tiba-tiba bertambah terang, dan cahaya bola lampu menjadi luar biasa terang. Selanjutnya, semua lampu mati. 90 detik kemudian, seluruh bagian Timur Amerika Serikat akan mengalami pemadaman listrik. Setahun kemudian, jutaan orang Amerika mulai mati, infrastruktur negara akan menjadi timbunan puing. Bank Dunia akan mengumumkan Amerika berubah menjadi negara berkembang. Pada saat yang sama, Eropa, China dan Jepang dan daerah lain atau negara juga akan sama seperti Amerika Serikat, berjuang dalam bencana sekali ini. bencana ini datang dari badai matahari atau solar storm yang dahsyat, terjadi pada permukaan matahari yang berjarak 150 juta km dari bumi.
Alat Deteksi Amerika Berhasil Mengambil Foto Badai Matahari
Mungkin cerita di atas kedengarannya mustahil, dalam keadaan normal matahari tidak akan bisa menyebabkan bencana besar seperti itu pada bumi. Namun, laporan khusus yang dikeluarkan oleh National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 menyatakan bahwa bencana seperti ini sangat mungkin bisa terjadi. Studi tersebut disponsori oleh NASA. Dalam beberapa dekade, dalam perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri. Cara hidup modern secara berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”
Namun demikian, ada beberapa ahli yang menyatakan pandangan yang berbeda, mereka mempertimbangkan dampak badai matahari terutama terkonsentrasi di luar ruang angkasa, dan karena efek rintangan medan magnetik bumi dan atmosfir, pengaruh gangguannya tidak akan terlalu nyata terhadap kehidupan di bumi. Para ahli mengatakan, ketika aktivitas badai matahari aktif, akan terus menerus terjadi pembakaran dan peledakan pada sunspot, pada saat sejumlah besar sinar ultraviolet dilepaskan akan menyebabkan densitas lapisan ionosfir di atas angkasa bumi meningkat mendadak, menyerap habis energi gelombang pendek, sehingga gelombang pendek sinyal radio terganggu. Tetapi ponsel yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk transmisi sinyal radio tidak melalui lapisan ionosfir, sehingga pada umumnya dampak badai matahari terhadap komunikasi di permukaan bumi tidak akan signifikan. Secara teori, pada umumnya intensitas badai matahari tidak akan bisa menerobos perlindungan atmosfer dan medan magnetik bumi, hingga secara fatal mengancam spesies yang berada di bumi. Tetapi untuk badai matahari tahun 2012 para ahli khawatir mungkin menjadi pengecualian.
Mungkin Membawa Dampak Bencana Besar pada Bumi
Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan meng-atakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Coba pikirkan, bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban: peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan me-ngakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari.
Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun
Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul kembalinya badai matahari Carrington sangat mungkin akan menyebabkan bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”
Manusia Belum Mempersiapkan Diri
Menghadapi kemungkinan bencana serius yang akan me-nimpa, Amerika Serikat dan seluruh umat manusia tidak segera merespon untuk mempersiapkan pekerjaan secara baik dalam menghadapi putaran badai matahari berikutnya. Becker me-ngatakan bahwa karena kemungkinan terjadinya skala besar badai matahari sangat kecil, “Seluruh masyarakat bahkan tidak menanggapinya, namun hanya memperhatikan masalah di hadapan mata”. Terhadap cuaca di bumi, para ahli cuaca dapat melacak badai yang akan menimpa selama beberapa hari ke depan, dan mengeluarkan peringatan yang sesuai kepada penduduk setempat, namun badai matahari atau cuaca ruang angkasa benar-benar berbeda. Backer mengatakan bahwa sekarang ini kita masih tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan kekuatan badai matahari, yang dapat diprediksi oleh saya dan rekan saya hanya jika sebuah badai matahari besar menyerang, kami secara mutlak tidak mampu menanganinya.”
Ini mirip dengan peringatan dini bencana angin topan dan manusia di bumi, dewasa ini umat manusia terutama tergantung pada prediksi dari siklus sunspot untuk memantau intensitas badai matahari serta dampaknya pada bumi. Yang dimaksud dengan sunspot adalah proses peningkatan dan pengurangan yang berarti dalam jumlah sunspot setiap 11 tahun. Siklus dihitung mulai dari aktivitas terendah sunspot pada matahari. Dalam masa aktif sunspot akan meningkat, badai matahari yang terjadi akan lebih banyak. Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir serta kondisi atmosfir netral. Dalam masalah dampak bahaya badai matahari, lebih dari satu abad, orang-orang terus memantau kegiatan sunspot.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas permukaan matahari serta data bintik matahari siklus yang terjadi sebelumnya, para ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research, NCAR, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah model baru ilmu dinamika solar. Dengan model baru, para astronom dapat memberikan peringatan secara dini dari aktivitas sunspot matahari. Mereka berharap bahwa peringatan dini dapat membantu perusahaan-perusahaan listrik, para pengendali satelit dan aspek lainnya dalam beberapa hari atau bahkan tahun-tahun sebelumnya agar bisa bersiap-siap menghadapai kegiatan sunspot matahari. Menurut informasi, ketepatan model baru ini dapat mencapai akurasi 98%. Richard Enke dari National Science Foundation, Departemen Atmospheric Research Amerika Serikat mengatakan bahwa jika dapat secara dini memprediksi aktivitas badai matahari, orang-orang akan dapat dengan baik menanggulangi gangguan seperti komunikasi, kegagalan satelit, pemadaman listrik, serta ancaman terhadap astronot dan hal-hal lain.